Pemanfaatan Ruang Laut KCN Didukung untuk Manfaat Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Pemanfaatan Ruang Laut KCN Didukung untuk Manfaat Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Jakarta, 12 September 2025 – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan pentingnya pemanfaatan ruang laut secara berkelanjutan dalam pembangunan pelabuhan oleh PT Karya Citra Nusantara (KCN) di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Pemerintah mendorong agar pengembangan pelabuhan tidak hanya menghadirkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif pada aspek sosial dan kelestarian lingkungan.

Dorongan KKP untuk Keseimbangan Pembangunan

Direktur Pengendalian Penataan Ruang Laut Ditjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Fajar Kurniawan, menyatakan bahwa setiap aktivitas pemanfaatan ruang laut wajib memperhatikan keseimbangan tiga pilar utama: ekonomi, sosial, dan ekologi.

“Kita ingin ke depan, KCN berkembang dengan memberi manfaat yang nyata. Pemanfaatan ruang laut harus membawa dampak positif, tidak hanya dari aspek ekonomi, tetapi juga lingkungan dan sosial masyarakat sekitar,” ujar Fajar dalam agenda klarifikasi Pemerintah Pusat dan PT KCN terkait tanggul beton di perairan Cilincing, Marunda, Jakarta Utara.

Fajar menjelaskan bahwa dalam proses penerbitan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL), perusahaan pemegang izin memiliki 16 kewajiban yang wajib dipatuhi. Beberapa di antaranya mencakup perlindungan ekosistem laut, kewajiban rehabilitasi jika terjadi kerusakan, serta komitmen untuk tidak menimbulkan konflik sosial di wilayah pesisir.

“Saya ingatkan, jangan hanya senang saat menerima PKKPRL. Di dalamnya ada kewajiban yang harus dijalankan, termasuk menjaga kelestarian ekosistem dan keberlanjutan sosial,” tegasnya.

Komitmen KCN: Akses Nelayan dan Lingkungan Terjaga

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Karya Citra Nusantara, Widodo Setiadi, memastikan pihaknya menjaga keseimbangan pembangunan pelabuhan dengan kearifan lokal. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah menjamin akses melaut bagi para nelayan Cilincing.

Widodo mengungkapkan, pembangunan pelabuhan berdampak pada sekitar 700 nelayan dan 1.100 kapal kecil. Sebagai solusi, KCN telah menyiapkan akses khusus sepanjang 800 meter agar nelayan tetap bisa keluar-masuk ke wilayah perairan tanpa hambatan.

Selain itu, untuk mengurangi dampak lingkungan dan mengantisipasi banjir tahunan, KCN melaksanakan program penanaman mangrove sepanjang empat kilometer di sekitar kawasan pelabuhan. Hingga saat ini, 1,5 kilometer mangrove sudah ditanam, dengan target penuh 4 kilometer dalam waktu dekat.

“Kami menjaga komunikasi intensif dengan komunitas nelayan dan Pemprov DKI Jakarta agar solusi terbaik bisa diterapkan, khususnya terkait mata pencaharian masyarakat pesisir,” jelas Widodo.

Tanggung Jawab Sosial KCN

Tak hanya fokus pada aspek fisik pembangunan, KCN juga menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Program ini meliputi:

  • Beasiswa pendidikan untuk anak-anak nelayan di sekitar kawasan proyek.
  • Pelatihan kerja dan peningkatan keterampilan agar masyarakat lokal dapat ikut berkontribusi langsung dalam kegiatan operasional pelabuhan.

Dengan langkah tersebut, KCN berupaya menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan pesisir secara inklusif.

Harapan Ke Depan

KKP berharap pembangunan pelabuhan KCN di Cilincing menjadi model pemanfaatan ruang laut yang menekankan triple bottom line: profit (ekonomi), people (sosial), dan planet (lingkungan). Dengan begitu, kehadiran pelabuhan bukan hanya memperkuat rantai logistik nasional, tetapi juga melestarikan ekosistem laut serta memberdayakan masyarakat pesisir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *